Dewi Herlina saling tukar cinderamata dengan peserta dari Thailand |
Dewi Herlina bersama peserta PIFAF dari Thailand |
Sesuai jadwal dari panitia, RBN Madatte Arts tampil di malam penutupan: Sabtu, 5 Agustus 2017 pukul 19.30 dan cek sound pukul 16.00. Sempat tertawa bersama guru saya Ishaq Jenggot dan Dalif perihal susunan penampil di jadwal yang mempertemukan RBN Madatte Arts bersama beberapa kelompok yang orang-orangnya pernah bergabung di RBN Madatte Arts. Ada perasaan haru melihat mereka 1 panggung, saling senyum sapa dan berjabat tangan. Idealnya harus seperti itu, lembaga boleh beda, tapi pertemanan jalan terus. Harapanku, kita bisa saling mendukung di masa yang akan datang dengan catatan, ada hal yang tidak dapat dicampuri.
Formasi RBN Madatte Arts PIFAF 2017 |
Masih sama dengan PIFAF tahun lalu, RBN Madatte Arts kembali diminta untuk menampilkan beberapa lagu pembuka sebelum masuk ke acara inti. Benar saja, sesaat lagu pembuka "Pasurungai Salili" mengalun, penonton mulai menyesaki area panggung. Berlanjut pada lagu kedua "Pandeng Mepasayarrannu" hingga lagu "Parri-Parriqdiq medley Bece-Bece" ponsel penonton mulai mengambil gambar. Kemudian MC membacakan sinopsis pertunjukan RBN Madatte Arts yang berjudul "Elong-Elong Panginoang" berisi lagu "Kelleqmaq medley Elong-Elong Kayue." Saya pribadi lebih suka formasi ini ketimbang formasi PIFAF 2016. Selain garapannya lebih kaya dan variatif, kematangan personel jelas terlihat. Lihat saja penguasaan panggung Dewi Herlina sebagai vokalis. Komunikatif, itu yang berkesan di mataku sebagai penonton.
Nawawi Rundan dengan lagu Pandeng Mepasayarrannu |
Ada kisah menarik di PIFAF 2017 ini, peserta PIFAF asal Thailand sempat menyanyikan lagu Mandar "Tekenga di Gulingmu." Vokalis Thailand bernama Umm, pertamakali dengar lagu ini di bis pariwisata dan langsung minta dituliskan liriknya. Kemudian lagunya cari di youtube dan 15 menit kemudian hafal lagu. Di backstage, panitia menemui Nawawi Rundan menyampaikan keinginan peserta Thailand bertemu Dewi Herlina untuk tukar cerita dan foto bersama lalu nyanyi bareng.
Panggung PIFAF 2017 |
Satu hal yang terbayang setelah sekian jam berdiri di tengah sesak penonton depan panggung adalah: bale bambu. Saya membayangkan ada bale bambu untuk saya bisa duduk menikmati sajian luar biasa di malam penutupan PIFAF. Tapi sudahlah, tokh lelah ini terbayar dengan penampilan dari Slovakia. Saya suka sekali memandangi wajah mereka. Suka dengan cara mereka bergandengan tangan. Paling suka dengan formasi melingkar, berputar sambil bergandengan. Pertamakali melihat tarian seperti ini sewaktu nonton video berita tentang kedatangan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina. Kemudian terpesona dengan suara penyanyi dari India dan tabuhan gendangnya. Peserta dari Korea yang masih berkesenian di usia senja mereka. Totalitas dari Sanggar Nusantara dengan konsep kebhinekaannya: sepertinya Irzan dan Kilal Ista lebih keren di Sanggar Nusantara ketimbang di Madatte Arts. Terhibur dengan tarian dari Malaysia, tampilan Todikustik dan Sanggar Tie-Tie. Kagum dengan sarung penari Labada yang berbentuk perahu. Andai bisa memilih, yang ingin saya ambil dari Labada adalah pergelangan tangan para penarinya.
Eksplorasi calong dari RBN Madatte Arts PIFAF 2017 |
Sesaat PIFAF 2017 ditutup secara resmi, saya belum beranjak dan masih setia memandangi mereka- semua peserta yang berada di panggung. Foto bersama, bergoyang saling sapa dan tukar senyum. Persaudaraan: begitu saya memaknainya.
Tim Perkusi PIFAF 2017 |
Sampai jumpa PIFAF 2018, tentu dengan berbagai perbaikan. Belajar lagi! E'eh, Madatte Arts tampil di Majene tanggal 7 Agustus 2017.
RBN Madatte Arts PIFAF 2017 |
Arsip RBN Madatte Arts
Foto: Salim Makkaroda