Alun-alun Kota Polewali |
Satu tahun terakhir saya tidak bisa lagi melihat kerennya sunrise dan bulan besar di awal terbitnya dari loteng rumahku. Semenjak para tetangga menjual tanah dan memilih tinggal di lorong belakang, bangunan ruko baru menghimpit membatasi pandangan.
Entah bermula darimana hingga petak sawah di depan Kantor Bupati disulap menjadi alun-alun kota. Seingatku dulu disitu ada kali kecil tempatku mandi saat pulang sekolah: kala sore orang-orang cuci mobil disitu. Tapi di alun-alun ini pula saya mengenang Jam Gadang Bukittinggi. Bahagia sekali rasanya melihat anak-anakku berlarian mengelilingi pancuran, memanggil ikan dalam kolam yang sepertinya berharap diberi makan, mata kecil mereka terpesona pada warna-warni lampu.
Tahukah kamu anakku, ayahmu dulu bahagia sekali mi berbaring di rumput tanah landai Buttulima Messawa. Sesederhana itu ji kebahagiaan kadangkala. Baiknya kau dengar lagunya Postherapy - Taman.
Malam Minggu di alun-alun Kota Polewali |
Oh iya, dari Messawa kita kembali ke alun-alun Kota Polewali. Awal pembangunannya hanya berupa padang rumput: teman-teman Madatte Arts kadang nongkrong disitu waktu sore main biola. Melihat padang rumput, yang terlintas di benak adalah sapi dan kambing sambil membayangkan diri sebagai pengembala. Tapi itu dulu, kini area alun-alun Kota Polewali sudah sangat ramai. Daya tariknya bukan hanya pada pancurannya, tapi juga lokal bisnis berupa kedai-kedai makan, minuman dingin, gerobak kopi dan lain-lain. Malam Minggu kemarin baru sadar ternyata beberapa wahana bermain anak juga mulai ada. Jalan yang mengitari separuh alun-alun mulai macet kalau malam Minggu. Sayangnya, di area ini juga kerap menjadi arena balapan liar dan perkelahian kelompok pemuda. "Kau yang kuasai bumikah?"
Kedai Garuda 2 di pojok alun-alun milik Irfan & Uppi |
Saya kira yang menarik dari laju ekonomi di seputaran alun-alun Kota Polewali adalah geliat para pemuda. Beberapa kedai dikelola oleh para pemuda dengan beberapa trik kreatif. Ada yang jualan sambil menjajakan buku bacaan, ada yang disertai dengan alunan musik. Nah di sudut alun-alun ada juga duet Irfan dan Uppi yang menjual binte', pisang ijo dan cendol di kedai yang mereka namai Warung Pojok Garuda 2. Mereka-mereka ini masih muda tapi sudah pandai mengelola bisnis. Keren sekali!
E'eh tentang binte' (saya bahas sedikit), saya kenal binte' dari lidah teman-teman di Tinambung. Mereka antusias sekali cerita tentang binte' dan mereka sering mengajak pacar untuk makan binte'. Awalnya penasaran, "Apa le'ba itu binte'o?" Binte' sepertinya makanan andalan sekali bagi mereka. Terus sewaktu masih sering ke Tinambung beberapa tahun lalu, akhirnya sempat berjumpa dengan penjual binte' andalan dan baru tahu, oh seperti ini ya binte'. Ternyata enak!
E'eh tentang binte' (saya bahas sedikit), saya kenal binte' dari lidah teman-teman di Tinambung. Mereka antusias sekali cerita tentang binte' dan mereka sering mengajak pacar untuk makan binte'. Awalnya penasaran, "Apa le'ba itu binte'o?" Binte' sepertinya makanan andalan sekali bagi mereka. Terus sewaktu masih sering ke Tinambung beberapa tahun lalu, akhirnya sempat berjumpa dengan penjual binte' andalan dan baru tahu, oh seperti ini ya binte'. Ternyata enak!
Cendol segar dan Pisang Ijo menanti di alun-alun |
Binte' andalan alun-alun Kota Polewali |
Melihat fenomena sudah banyaknya perempuan yang malas belajar masak- iya ais capeknya aku malas bettuulll, kelola kedai makan mungkin memiliki masa depan yang cerah. Atau datang sendirimi-lah di alun-alun Kota Polewali nikmati suasana di sana. Sempat ketemuq jodoh ta di alun-alun Kota Polewali!
Kalau ketemuq Irfan atau Uppi di Warung Garuda 2, bilangi salamnya Ibnu.
Kalau ketemuq Irfan atau Uppi di Warung Garuda 2, bilangi salamnya Ibnu.
Pancuran alun-alun Kota Polewali |