ALBUM MANDAR MIND & SOUL
(Suatu Capaian Dalam Periodisasi Lagu Daerah Mandar)
Sampul Album Mandar Mind & Soul |
Setelah menghabiskan waktu sekitar 3 bulan, barulah album Mandar Mind & Soul dirilis awal tahun 2017. Album ini memuat 10 lagu daerah Mandar lawas yang kemudian diaransemen ulang Madatte Arts dengan proses take atau rekaman hampir keseluruhan tahapannya dilaksanakan di sekret Madatte Arts sendiri.
Berbicara tentang materi lagu dalam album ini, terdapat 2 lagu ciptaan budayawan senior Alm. H. A. Syaiful Sinrang di Sendana Majene yakni Buraq Lattigi dan Pasurungai Salili. Adapun lagu Tosumombal, Tekenga di Gulingmu dan Pandeng Mepasayarrannu adalah ciptaan dari Habib Muin / Baharuddin M / Ramadanil, SE dari Wonomulyo yang ketiganya populer lewat suara emas duet legendaris H. An Amri & Hj. Erni Parawasih. Sedangkan lagu Elong-Elong Kayue diciptakan oleh Firdaus K dari Campalagian. Lagu Pallarinna Tunggara sebagai satu-satunya lagu berbahasa Mamuju dalam album Mandar Mind & Soul merupakan buah karya dari H. Ruddin Masud di Mamuju. Tersebut juga nama Halidja Somba dalam album ini dengan karya manisnya yang mengisahkan suara hati seorang gadis akan penantian cintanya berjudul Beruq-Beruq. Lagu noname (NN) Parri-Parriqdiq yang dimedley lagu Bece-Bece dapat juga didengar lewat aransemen segar dari Madatte Arts di album ini. Sayangnya, ketika RBN Madatte Arts menelusuri para pencipta lagu sehubungan dengan album ini, ternyata tinggal Halidja Somba, Ramadanil, SE dan Firdaus K yang masih hidup.
Firdaus K (Memakai Kopiah) Pencipta Lagu Elong-Elong Kayue |
Tanggapan positif dari masyarakat atas hadirnya album Mandar Mind & Soul sedikit menepis anggapan bahwa kawula muda telah beranjak meninggalkan lagu-lagu daerah (lokal). Beberapa lagu dalam album ini kini kerap dimainkan anak-anak band di acara festival musik dan semacamnya. Permintaan kaset CD sampai hari ini masih terus diterima Management Madatte Arts dari berbagai pihak. Tak hanya kalangan muda, para birokrat, politisi dan penggiat seni; bahkan bentor, truk pengangkut pasir dan angkutan lintas daerah juga menyetel lagu-lagu dari album ini di tengah aktivitas mereka. Data paling riil dapat dilihat di chanel youtube RBN Madatte Arts tentang tingginya atensi masyarakat dengan album ini. Sampai hari ini saja, lagu Tekenga di Gulingmu sudah 46.513 kali ditonton. Kita belum berbicara lagu yang lain beserta komentar dari para penikmatnya. Hadirnya album ini seolah menjadi standar baru dalam belantika musik daerah Mandar.
Proses rekaman Madatte Arts |
Dengan tidak mengabaikan nama besar penyanyi asli dari lagu-lagu yang diarensemen ulang tersebut, dapat dikatakan babak baru periodisasi lagu daerah Mandar telah dimulai Madatte Arts. Gaya penggarapan ala H. A. Syaiful Sinrang, Hj. Erni Parawasih adalah bagian tersendiri (suatu masa) dari periodisasi kesenian daerah Mandar. Masing-masing periode memiliki karakteristik dan jamannya sendiri. Tiap periode ditandai tidak hanya pada bentuk garapan, efek sound bahkan warna vocal penyanyinya malah. Pakkacaping mungkin khas dengan suara serak melengking, passaya-sayang dan parrawana lebih mendayu melayu-arab. Ada juga periode pop melayu Mandar dengan betot bass-nya yang kuat dan kebanyakan masih berbentuk kaset pita. Kemudian periode VCD dengan gaya orgen tunggal. Paling terbaru mungkin gaya garapan RBN Madatte Arts dengan warna suara Dewi Herlina dan Nawawi Rundan saya kira menopang gaya kontemporer musik daerah Mandar.
Halidja Somba (Memakai jaket) Pencipta Lagu Beruq-Beruq |
Sejak album ini dirilis, tanggapan paling kritis yang diterima Madatte datang dari saudara Salahuddin di Tinambung (Teater Flamboyant). Beliau memuji kualitas musik Madatte Arts, hanya saja menyayangkan video clip dari lagu Elong-Elong Kayue yang pada adegan tertentu model clipnya mempermainkan alat musik kecapi dan itu dianggap melecehkan nilai kecapi. Tapi coba dijawab sendiri oleh Salahuddin bahwa kemungkinan clip ini dibuat dengan konsep pangi-panginoang sesuai kandungan lirik lagu Elong-Elong Kayue. Tapi saya pribadi membantah, ini asli kelalaian. Apapun alasannya, adegan mengandaikan kecapi seperti gitar tidak dibenarkan dan Madatte Arts harus belajar lagi.
Sesi take biola Madatte Arts |
Mengaransemen atau menyanyikan kembali karya-karya para seniman kita yang kian terdesak himpitan jaman merupakan wujud konkrit penghargaan tertinggi dari RBN Madatte Arts. Album Mandar Mind & Soul mengajak kita untuk bahagia dan lebih tegar menikmati hidup ini. Lagu Mandar tidak lagi pilu-sepilu-pilunya, tuna kasia-asi, mongeq dan masara nyawa tak terperikan. Semoga RBN MadatteArts dengan energi positifnya dapat menyapa kita lagi lewat album selanjutnya. Dengan karyalah kita abadi!
Proses syuting video klip album Mandar Mind & Soul |
Add Comments