PERJALANAN WAKTU (ARSIP 5 TAHUN RBN MADATTE ARTS)



SEMUA INI DIMULAI PADA TAHUN 2011 
(Bagian I)


RBN Madatte Arts
Penggarapan teater "Kelahiran Pertama" pentas perdana Madatte Arts


Berproses kurang lebih 3 bulan menuju pentas perdana Madatte Arts di GOR H. S. Mengga pada hari Sabtu, 3 Desember 2011. Kala itu, Madatte Arts mempersembahkan 1 paket drama tari berjudul, Kelahiran Pertama,"  Pembacaan 1 puisi, pertunjukan 1 garapan tari dan 1 lagu ciptaan dari Madatte Arts.
Proses latihan dilaksanakan di 3 tempat secara bergantian antara lain, Cadika, Kantor Imigrasi Kelas II Polman dan di sekitaran Stadion. Agak ribet karna kita belum memiliki sekret, ditambah kendaraan masih kurang. Penderitaan tidak sampai disitu, beberapa jam menjelang pementasan, hujan petir menghantam Polewali. Sedih pastinya, tapi sukseslah karna badai pasti berlalu.

Madatte Arts
Pentas perdana Madatte Arts Sabtu, 3 Desember 2011 di GOR S. Mengga




MEMASUKI TAHUN 2012

Berselang beberapa bulan kemudian, teman-teman merancang lagi Pertunjukan Rakyat bertema "Ketika Lampu Sedang Merah, Kami Menyanyikan Cinta." Acara ini dilaksanakan pada hari Selasa 14 Pebruari 2012 di simpang empat lampu merah Madatte. Sama halnya pertunjukan sebelumnya, Madatte lagi-lagi mempersembahkan pertunjukan tari, pembacaan puisi "Hikayat Bulan dan Khairan" karya Husni Jamaluddin oleh Ifdal Trisdianto, puisi "Sketsa Mandar" karya Nurdahlan Jirana dideklamasikan Aswar dan "Nyanyian Gadis Mandar" karya Zawawi Imron oleh Mira. Adapun divisi musik membawakan lagu, "Oh Ya" Swami, "Kembalilah Kasih" dari Gigi Band dan beberapa lagu lainnya. Terkhusus divisi teater, konsepnya berteater sembari menjadi MC oleh Irfan dan Adi Sambeta.

Madatte Arts
Ketika Lampu Sedang Merah Kami Menyanyikan Cinta

Madatte Arts
Penampilan Musik  di Simpang Empat Lampu Merah Madatte

Kemudian masih di tahun yang sama- menyadari kurangnya kadar keilmuan kami, akhirnya diundanglah kanda Syuman Saeha dan Chandra untuk membawakan workshop teater yang dilaksanakan di bantaran sungai Limbong Sitodo.


Madatte Arts
Workshop Teater oleh kanda Syuman Saeha & Hendra Djafar 

Tak berselang lama, Madatte Arts kemudian mencoba menggarap film. Dipilih Desa Napo sebagai lokasi syuting. Sekitaran 20 orang lebih anggota Madatte Arts yang terlibat dan menginap di Tammejarra (yang ternyata rumah milik neneknya Tina, salah seorang penari Madatte yang belakangan bergabung).

Madatte Arts
Pembuatan trailer Film "Toqdoq" di Napo (2012)

Tekad untuk terus mengasah kemampuan dan menimba ilmu, dilaksanakan lagi workshop bersama di Wai Tawar Desa Tammangalle Tinambung. Agak ramai kala itu karna selain peserta dari Madatte Arts, turut juga kawan-kawan dari Sanggar Layonga dan Terbig SMK Biges Polewali. Menginap semalam di lokasi dan menerima materi dari kanda Rahmat Panggung, Sahabuddin Mahganna, Ishak Jenggot, Wiramartas, Rifai. Tak heran bila nama para kanda kita di atas selalu tercantum di buklet pementasan Madatte Arts: mereka adalah guru kami.

Madatte Arts
Workshop bersama di Wai Tawar Desa Tammangalle

Kemudian tiba di penghujung tahun 2012, Madatte Arts berproses lagi menuju milad pertamanya. Jujur saja, ini milad yang paling berat. Menghabiskan waktu sekitaran 4 bulan lebih berproses. Tercatat di milad inilah persembahan tari paling dominan. Kalau tidak salah sampai 5 tarian. Itu dari segi jumlah, kalau durasi, paket teater paling luar biasa. Paket teater di milad ini berdurasi 2 jam lebih. Sehingga dalam proses latihannya kadang sampai pukul 02.00 dini hari dan tak terhitung  jumlah pemain yang harus mundur terus diganti dan mundur lagi. Sampai-sampai kami bersurat ke Teater Pammarica untuk meminjam 4 orang aktornya. Yah, GOR H. S. Mengga menjadi saksi kala itu. 

Madatte Arts
Milad I Madatte Arts (2012)

Lalu kami bertemu FTPA (Festival Teater Putih Abu-Abu) Kampus Unasman. Kebetulan beberapa di antara kami pernah membina Sanggar Terbig SMK Biges di tahun 2010. Di tahun 2012 ini, kami kembali mengasuh mereka untuk mengikuti ajang FTPA. Tersebutlah Ismail Cio sebagai Koordinator Divisi Teater Madatte Arts, didaulat  menyutradarai Sanggar Terbig. 

Madatte Arts
Sanggar Terbig SMK Biges 

KITA MEMASUKI TAHUN 2013

Belajar dari kegagalan menggarap film tahun 2012, berikutnya dicoba lagi menggarap film yang lebih pendek. Ini juga hasil arahan saudara Dahri Dahlan ketika membawakan materi saat Workshop Sastra Madatte Arts bersama abang Syariat Tajuddin di Kanang Binuang. "Garap film pendek sajalah dulu", singkatnya. Untuk penggarapan film kedua ini, kami lebih banyak syuting di Pappandangan Anreapi. Settingnya tentu kehidupan masyarakat Pattaeq. Akhirnya kandas jua. 

Madatte Arts
Salah satu adegan film pendek Aist" di Pappandangan (2013)
Madatte Arts
Pengambilan gambar film "Aist" di jalan Desa Pappandangan (2013)
Madatte Arts
Breafing sebelum pengambilan gambar di Pasar Sentral Pekkabata

Kemudian menjadi tuan rumah Diskusi Sastra dua bulanan di aula Kampus Unasman. Kala itu, pelaksanaan Diskusi Sastra digilir per komunitas di Polewali Mandar.

Madatte Arts
Musik break Diskusi Sastra dua bulanan


 Mendekati akhir tahun, bersiap milad lagi. Milad tahun 2013 bertema "Ad Infinitum Madatte Arts," diambil dari bahasa latin yang kurang lebih bermakna, Abadilah Madatte Arts. Saat itu divisi tari mempersembahkan Tari Empat Etnis, divisi teater dengan lakon "Siapa Poppoq?" Dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Nopember 2013 di Aula S. Mengga Kampus Unasman. 


Madatte Arts
Milad II Madatte Arts tahun 2013

Madatte Arts
Workshop teater menjelang milad II di Limbong Sitodo
Agak merasa terhormat pada milad ini karna mendapat apresiasi dari Ketua Dewan Kesenian Mandar (Sulbar) abang Syariat Tajuddin. Ulasan panjang abang Syariat tentang pertunjukan "Siapa Poppoq," dimuat di koran Radar Sulbar yang berjudul, "Mengendus Aroma Politisi Busuk di Panggung." 

Madatte Arts

Madatte Arts
Salah satu adegan lakon "Siapa Poppoq"


Madatte Arts
Milad II Madatte Arts 2013
Madatte Arts
Milad II Madatte Arts 2013

TAHUN 2014

Di tahun 2014 kami mengundang Bupati Polewali Mandar Ali Baal Masdar duduk bersila di pelataran sekret Madatte Arts pada acara pentas musik Indonesia Raya Madatte Arts. Pada tahun ini jualah Madatte Arts mendapat amanah dari Kominfo Polman  mewakili Kab. Polewali Mandar mengikuti ajang seleksi PIN Petunra (Pekan Informasi Nasional Pertunjukan Rakyat) di Mamuju dan Madate kemudian mewakili Sulbar ke tingkat nasional di Padang Sumatera Barat.

Madatte Arts
Pentas musik Indonesia Raya di pelataran sekret Madatte Arts


Madatte Arts
Madatte Arts 2014

Madatte Arts
Latihan persiapan Mamuju seleksi PIN Petunra
Madatte Arts
Pentas pamit menuju Mamuju seleksi PIN Petunra



Madatte Arts
Pentas pamit di pelataran sekret Madatte Arts 

Selesai berurusan dengan PIN Petunra di bulan Mei, dirancang lagi Musik Dekker "Madatte Arts Rumah Kita," yang mengusung spesial musik tahun 90-an  yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Juni 2014. Mendapat sambutan hangat dari beberapa kalangan penikmat musik. Bagaimanapun, musik 90-an merupakan masa kejayaan musik Indonesia.  

Madatte Arts
Musik Dekker "Madatte Arts Rumah Kita"
Madatte Arts
Musik Dekker di pelataran sekret Madatte Arts

Sempat mendengar perihal tarian tradisional di Matangnga, lalu Madatte Arts menuju daerah pegunungan Polman tersebut untuk belajar tari. 

Madatte Arts
Kunjungan ke Matangnga (2014)
Sepulang dari Matangnga, Madatte Arts bersiap lagi menuju miladnya yang ketiga. Milad tahun 2014 ini kemudian mengusung tema "Tiga Tahun Memproduksi Tawa," dilaksanakan di aula S. Mengga Kampus Unasman. Kali ini divisi teater menggarapan naskah, "Ayah, Ibu Selingkuh Dengan Anjing." Adi Sambeta yang menjadi sutradara. Sebenarnya naskah ini lahir di MAN Polewali yang sempat kami asuh untuk mengikuti FTPA Kampus Unasman.  Hasil curhat para anggota sanggar MAN Polewali yang kemudian dirangkum ke dalam satu naskah. Bukan naskah ini saja yang lahir di luar Madatte Arts, sempat juga sewaktu membimbing Sanggar Terbig SMK Biges saat mengikuti ajang lomba teater antar SMK di Ponpes Al Ikhlas Lampoko, dibuatkanlah mereka naskah yang berjudul, "Mangapao Haqdara." Adi Sambeta juga sutradaranya.



Madatte Arts
Milad III tahun 2014


TAHUN 2015

Memasuki tahun keempat Madatte Arts, tantangan semakin besar. Berbagai inovasi coba dirancang. Dibentuklah lembaga sayap yang bernama MAMS (Madatte Arts Music School) yang membuka jalur perkusi/ drum dan biola. Sebenarnya ada beberapa lembaga sayap yang coba dirancang tapi hanya MAMS yang dianggap paling serius

Madatte Arts
Lembaga sayap Madatte Arts (2015)

Kemudian melakukan kunjungan kedua ke rumah Pakkacaping Towaine Mak Mariyama dan Satuni di Tandassura Limboro. 



Masih di tahun yang sama, mendampingi Sanggar Terbig SMK Biges mengikuti lagi FTPA Kampus Unasman dengan mengusung naskah "Pattodioloang" yang tempo hari Madatte Arts bawakan sewaktu mengikuti PIN Petunra di Padang. Kali ini Nurfani Rahmat sebagai Koordinator Teater dipercaya menjadi sutradara. 
Divisi Sastra tak tinggal diam, diwujudkanlah penerimaan anggota baru khusus Divisi Sastra sekaligus dirangkai workshop bersama dengan Sanggar DC (Dance Creative) di Limbong Sitodo. Puncaknya ketika Divisi Sastra  membentuk Belantara Baca sebagai ruang baca atau perpustakaan. 

Madatte Arts
Belantara Baca Madatte Arts
Madatte Arts
Produk Divisi Sastra Madatte Arts
Madatte Arts
Terbig SMK Biges

Beberapa bulan kemudian Madatte Arts bertekad membuka pendaftaran anggota baru. Ide ini sudah lama cuman sulit terealisasi karna kami kurang percaya diri. Alhasil tercatat 80 lebih pendaftar setelah sebelumnya kami mengunjungi beberapa SMA/ SMK di Polewali untuk sosialisasi. 

Madatte Arts
Anggota Baru Madatte Arts 2015
Madatte Arts
SMA 3 Polewali 
Madatte Arts
Materi Pengenalan Alat Tradisional
Madatte Arts
SMK 1 Polewali
Madatte Arts
Sosialisasi di SMA 3 Polewali yang tumpah ruah
Madatte Arts
Materi Manajemen Organisasi di Open Recruitment

Tepat bulan Oktober, dapat undangan dari Ombudsman Sulbar di Mamuju untek mengikuti Temu Teater tanggal 16-18 Oktober 2015. Madatte Arts menggarap naskah "Jenderal Kancil" dan mendapat sambutan yang menggembirakan. 

Madatte Arts
Tim Jenderal Kancil Produksi Madatte Arts

Lanjut mengikuti seminar dan pelatihan di Benteng Rotterdam undangan langsung dari kanda Ram Prapanca. Mumpung lagi di Makassar, Madatte Arts sekalian mengunjungi Maestro Gendang Makassar Daeng Serang di Somba Opu. 

Madatte Arts
Madatte Arts bersama Dg. Serang 
Madatte Arts
Benteng Rotterdam

Akhir tahun menjelang persiapan milad IV, Madatte Arts mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk fasilitasi Rumah Budaya Nusantara. 

Madatte Arts
Renovasi sekret Madatte Arts
Madatte Arts
Seminar Budaya
Madatte Arts
Workshop musik tradisional

Berhubung padatnya agenda Madatte Arts saat itu, pentas milad kemudian menyeberang ke awal tahun 2016 yang terlaksana pada tanggal 23 Januari 2016 di pelataran Stadion S. Mengga Manding. Proses peralihan menjadi RBN (Rumah Budaya Nusantara) sangat berat. Milad yang dirangkai panggung besar Rumah Budaya Nusantara kemudian melahirkan naskah "Nyanyian Laut" yang kisahnya diangkat dari Lontarak Pattodioloang tentang Maraqdia Balanipa Tomatindo di Galesong sewaktu ikut andil dalam Perang Makassar tahun 1667. Divisi musik tak kalah totalnya, ada sekian lagu yang mereka bawakan ditambah penampilan lembaga sayap MAMS dengan mini orchestranya. Kami juga mengundang penampil dari Sikola Paqbanua, DC (Dance Creative), Kosaster SIIN Unasman dan Uwai Sipalelean dari Mamasa.

Madatte Arts
Armada RBN Madatte Arts menumpangi perahu Padewakang

Madatte Arts
Mini Orchestra MAMS Madatte Arts



Madatte Arts
Sanggar Uwai Sipalelean Mamasa
Salah satu adegan lakon "Nyanyian Laut"

Madatte Arts
Madatte Arts 

TIBA DI TAHUN 2016

Mendapat undangan dari Komunitas Bumi Lestari Pare-Pare di milad mereka.

Madatte Arts
Madatte Arts di Pare-Pare

Di saat yang bersamaan, meluncurkan 2 paket kegiatan yaitu Pencarian bakat (vokalis)  dari divisi musik dan Mengenang Alm. Nurdahlan Jirana "Membaca Nur Dalam Karyanya," dari divisi sastra.  Manuver Divisi Sastra digarap untuk mengimbangi perkembangan divisi yang lain di tubuh Madatte Arts.


Madatte Arts
Mengenang Alm. Nurdahlan Jirana


Madatte Arts
Mencari Vokalis

Tak berselang lama, RBN Madatte Arts kemudian menggarap album recycle lagu-lagu Mandar lawas.  Prosesnya menyita energi juga tentunya. Album ini kemudian rilis dengan tajuk "Mandar Mind & Soul." Nama album yang sebenarnya diambil dari tema milad IV RBN Madatte Arts tempo hari.

Madatte Arts
Proses penggarapan Album Mandar MInd & Soul

Dikarenakan banyaknya kesibukan, akhirnya di penghujung tahun 2016 milad V RBN Madatte Arts molor lagi menyeberang ke tahun 2017.  Hasil rembuk kemudian menetapkan milad kali ini bertema "Akar Rumput Madatte Arts." Sebagai persiapan, para awak teater diarahkan belajar pencak silat. Milad V kemudian terlaksana pada hari Selasa, 28 Pebruari 2017 di area Sport Center Polewali Mandar. Ini kali pertama milad Madatte dilaksanakan bukan malam Minggu. Agak ragu- malah kami pilih tepat akhir bulan Pebruari. Ternyata Madatte Arts tetap mendapat sambutan yang luar biasa. Alhamdulillah. 
Milad V ini kembali menghadirkan penampil undangan yang datang dari Sikola Paqbanua, DC, Buraq Lembong.


Madatte Arts
Madatte Arts belajar pencak silat
Madatte Arts
Milad V RBN Madatte Ars


MENGARUNGI TAHUN 2017

Langkah awal setelah milad V yakni, workshop dan workshop. Dirancang lagi beberapa agenda dan separuhnya telah terlaksana antara lain workshop Tari oleh Nilawati (Seni Tari UNM Makassar) dan Bincang-Bincang Sejarah (Zulfihadi - Penggiat Sejarah Mandar).

Madatte Arts
Makalah Sejarah dari kanda Zulfihadi (2017)

Madatte Arts
Workshop Tari (2017)

Dan sementara ini sedang proses menuju banyak undangan: yang paling dekat adalah Festival Teluk Mandar di Majene tanggal 11 Mei 2017. 
Dalam beberapa kesempatan kalimat ini terlontar, "Madatte Arts adalah bayi ajaib," begitu Pak Darwin Badaruddin memandang perkembangan sanggar seni yang bermarkas di Kelurahan Madatte Kecamatan Polewali ini.
Madatte Arts adalah diri kita sendiri!



Ditulis sebagai dokumen
(Hanya sebatas ingatan)